Multi Logistik Indonesia - Leading In Services



Jelang Lebaran, Aktivitas Logistik Cenderung Turun
19 May

Baca Juga: Direct Call Dukung Perkembangan Industri Logistik

MAKASSAR–Momen Ramadan dan jelang lebaran tahun ini berbeda jauh dari sebelumnya. Terkhusus bagi bisnis logistik, Ramadan kerap menjadi kesempatan untuk meraup keuntungan dikarenakan adanya lonjakan pengiriman. Namun kali ini kondisinya tak lagi sama.

Asosiasi Logistik dan Forawrder Indonesia (ALFI) sebelumnya memproyeksikan bahwa aktivitas logistik berjalan normal bahkan menurun di sejumlah sektor pada saat Ramadan tahun ini. Ditambah adanya masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan larangan mudik di tengah pandemi Covid-19.

Ketua Umum ALFI Yukki Hanafi mengatakan kenaikan pergerakan logistik pada periode normal sekitar 22 persen menjelang Lebaran.

Namun, saat ini pergerakan logistik di wilayah domestik sudah menunjukkan penurunan, tetapi relatif lebih stabil dibandingkan dengan kegiatan ekspor dan impor terutama pada sejumlah komoditi manufaktur.

“Kalau pada saat normal akan mengalami kenaikan 2 bulan sebelum hari raya sehubungan waktu libur, maka adanya pembatasan dan larangan mudik seperti yang pemerintah sampaikan jadi kondisi sekarang normal saja bahkan ada penurunan pada beberapa jenis barang,” beber Yukki.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan. Menurutnya, sebelum masa pandemi biasanya aktivitas logistik sudah mengalami kenaikan sekitar 10 persen hingga 20 persen. Namun, kondisi itu tidak akan terjadi untuk masa pandemi ini yang justru mungkin mengalami penurunan.

Supply Chain Indonesia (SCI) menilai pada Ramadan kali ini, aktivitas logistik di sektor komoditas pangan akan mengalami penurunan. Selain karena menurunnya daya beli masyarakat, banyak konsumen segmen rumah tangga yang membatasi konsumsi. Selain itu, banyak warga masyarakat yang memberikan bantuan atau berbagi dengan orang lain yang memerlukan.

Analis Senior SCI Zaroni mengatakan Ramadan kali ini yang berlangsung di tengah pandemi Covid-19 memberikan warna khusus bagi perekonomian dan logistik.

Baca Juga :  Ignasius Jonan Sarankan Pebisnis Logistik Perkuat IT

Alhasil, selain penurunan permintaan tersebut, Ramadan kali ini akan terjadi perubahan cara konsumen rumah tangga dalam berbelanja.

“Dari belanja langsung secara konvensional ke supermarket, pasar, atau mal, menjadi belanja melalui online, yang memanfaatkan layanan market place atau e-commerce. Ini karena orang-orang dan anggota keluarga masih banyak tinggal di rumah untuk mematuhi kebijakan pemerintah yakni PSBB,” jelasnya.

Hal ini pun memberikan implikasi bagi perusahaan logistik, peritel, dan distribusi agar mengubah model bisnisnya, dari offline ke online (e-commerce) dengan penerapan digitalisasi. Dimulai dari pemesanan barang, produk, atau komoditas yang umumnya diperlukan keluarga muslim selama Ramadan.

Zaroni melanjutkan pada Ramadan kali ini, perusahaan logistik harus menjaga distribusi pangan dari produsen dan pedagang pangan ke konsumen akhir.

Langkah yang ditempuh juga harus menyentuh hulu persoalan pangan dan pilar ketahanan pangan, mulai dari produksi, penguatan stok, hingga kelancaran distribusi.

“Kuncinya pada pemilihan moda transportasi yang sesuai dengan jenis, karakteristik, dan volume komoditas pangan tak hanya dapat mengefisienkan biaya distribusi, tetapi juga menjaga kualitas pangan dan leadtime proses distribusi,” jelasnya.

 

Comments are closed.