Baca Juga: Peluang Bisnis Logistik Masih Cerah
MAKASSAR–Sektor logistik kini menjadi tumpuan masyarakat di tengah terbatasnya akses selama masa pandemi.
Hal itu disampaikan Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita dalam sebuah diskusi online beberapa waktu lalu.
Zaldy Ilham Masita mengemukakan, tren kenaikan permintaan jasa pengiriman ini sudah terlihat sejak awal Maret lalu. Menurut catatan ALI, lonjakan yang cukup signifikan untuk pengiriman, terutama untuk bahan makanan, alat kesehatan, dan bahan-bahan kimia untuk pembuatan cairan pembersih ikut naik.
“Kenaikan logistik untuk bahan makanan dan alat kesehatan, bisa naik sampai lebih dari 100 persen. Kalau dilihat trennya naik terus setiap hari,” ujarnya.
Zaldy mengatakan, kenaikan tersebut dipicu pergerakan masyarakat yang terbatas. Dalam kondisi seperti ini, aktivitas logistik tidak boleh berhenti. Apalagi, melihat pengalaman di Wuhan, Tiongkok, pengiriman bahan makanan sehat yang naik tajam terbukti bisa meningkatkan kesehatan mereka.
“Sehingga, jalur logistik yang aman atau bebas virus harus bisa tersedia dari petani sampai ke kota-kota. Distribusi barang yang aman akan menjadi kunci penting agar penyebaran pandemi bisa dibendung. Masyarakat pun tidak perlu panik,” ujar Zaldy.
Setelah Indonesia ditetapkan sebagai negara yang terpapar wabah Covid-19, asosiasi itu mengakui bisnis logistik secara nasional mengalami penurunan hingga 50 persen. Dari persentase sebesar itu, bisnis logistik untuk jasa B2B yang paling terpukul.
Di sisi lain, pelaku bisnis logistik ini mengakui jasa untuk pengiriman berbasis e-commerce memang mengalami peningkatan. Akan tetapi, kontribusinya belum mampu menutup kehilangan dari jasa berbasis B2B.
Yang jelas, pandemi corona ini telah menjadi pelajaran bagi semua pelaku usaha di semua lini bisnis, termasuk jasa logistik. Mereka adaptif dan menyesuaikannya dengan lingkungan yang berkembang. Seperti jasa logistik, kini pelaku usahanya harus mengubah jasa logistiknya untuk layanan bahan pokok, sayur-sayuran, buah, dan produk consumer goods.
Namun, di tengah pandemi dan likuiditas yang ketat, pelaku usaha logistik juga dituntut untuk tetap memberikan layanan yang prima, cepat dan murah. Perubahan paradigma inilah yang harus dihadapi pelaku industri jasa logistik di masa depan.
Related posts:
Comments are closed.